Sekilas Tentang Baterei Lithium
Baterai lithium adalah baterai utama yang memiliki lithium logam sebagai anoda. Jenis baterai ini juga disebut sebagai baterai lithium-logam. Jenis ini berbeda dari baterai lain dalam hal kepadatan muatan tinggi dan cost per unit.
Lithium adalah logam dengan kerapatan terendah dan dengan potensi elektrokimia terbesar dan rasio energi terhadap berat. Berat atom yang rendah dan ukuran ion yang kecil juga mempercepat difusinya, hal ini mengindikasikan material ini dapat menjadi bahan yang ideal untuk baterai.
Pencipta baterei lithium dan alkaline adalah Lewis Frederick Urry, seorang insinyur dan penemu kimia Kanada. Dia menciptakannya saat bekerja untuk perusahaan Baterai Eveready.
TIPE DAN PERBEDAANNYA
Baterai lithium banyak digunakan dalam perangkat elektronik konsumen portabel. Istilah "baterai lithium" mengacu pada keluarga kimia lithium-logam yang berbeda, yang terdiri dari banyak jenis katoda dan elektrolit tetapi semuanya dengan lithium logam sebagai anoda.
Perbedaan antara baterai lithium dan baterai biasa adalah : Baterai lithium, sebagai lawan dari alkalin, mampu mengeluarkan lonjakan energi yang kuat setelah lama kehabisan daya. Hal ini membuat mereka ideal untuk alarm kebakaran. Sedangkan baterai alkaline memberikan daya jangka panjang yang baik, tetapi mereka kehilangan kekuatan seiring waktu.
Perbedaan antara baterai lithium dan lithium-ion adalah yang satu tidak dapat diisi ulang (sel primer) dan yang lainnya dapat diisi ulang (sel sekunder). Selain itu, baterai Lithium memiliki umur simpan hingga empat kali lebih lama dari baterai lithium-ion dan juga jauh lebih murah dan lebih mudah dibuat.
KOMPOSISI KIMIAWI
Baterai lithium membutuhkan 0,15 hingga 0,3 kg lithium per kWh. Seperti yang dirancang, sistem primer ini menggunakan katoda bermuatan, yang merupakan bahan elektro-aktif dengan kekosongan kristalografi yang diisi secara bertahap selama pelepasan.
Kombinasi yang paling umum adalah lithium cobalt oxide (katoda) dan grafit (anoda), yang paling banyak ditemukan pada perangkat elektronik portabel seperti ponsel dan laptop. Bahan katoda lainnya termasuk lithium mangan oksida (digunakan dalam mobil listrik dan listrik hibrida) dan lithium besi fosfat.
Kerugian utama dari baterai lithium-ion adalah tidak aman digunakan pada suhu yang tinggi. Juga, dalam kasus smartphone yang terlalu panas, baterai li-ion dapat meledak dan terbakar.
PENGISIAN ULANG
Baterai lithium-ion adalah jenis baterai isi ulang yang diisi dan dikosongkan oleh ion lithium yang bergerak di antara elektroda negatif (anoda) dan positif (katoda).
Baterai Lithium-Ion dapat diisi ulang dan digunakan dalam perangkat elektronik pribadi seperti ponsel, tablet, dan laptop, E-Bikes, sikat gigi elektrik, peralatan, hoverboard, skuter, dan untuk penyimpanan cadangan tenaga surya.
Untuk mengisi ulang, pengisi daya (battery charger) membatasi jumlah arus ke tingkat yang telah ditentukan sebelumnya hingga baterai mencapai tingkat tegangan yang telah ditentukan sebelumnya. Arus kemudian berkurang saat baterai terisi penuh. Sistem ini memungkinkan pengisian cepat tanpa risiko pengisian berlebih dan cocok untuk Li-ion dan jenis baterai lainnya.
Pada tahun 1997, baterai lithium polymer dirilis oleh Sony dan Asahi Kasei. Baterai ini menahan elektrolitnya dalam komposit polimer padat, bukan dalam pelarut cair, dan elektroda serta pemisah dilaminasi satu sama lain. Teknologi terakhir memungkinkan baterai terbungkus dalam pembungkus fleksibel bukan dalam casing logam kaku, yang berarti baterai tersebut dapat secara khusus dibentuk agar sesuai dengan perangkat tertentu.
DAYA TAHAN
Umur minimum yang diharapkan sebagian besar produsen dari baterai lithium-ion adalah sekitar 5 tahun atau setidaknya 2.000 siklus pengisian daya. Namun, jika dirawat dengan baik dan digunakan dalam kondisi yang tepat, baterai lithium-ion dapat bertahan selama 3.000 siklus.
Baterai alkaline dan baterai lithium primer dapat disimpan selama 10 tahun. Saat menyimpan, keluarkan baterai dari peralatan dan letakkan di tempat yang kering dan sejuk. Hindari pembekuan. Baterai lebih mudah membeku jika disimpan dalam kondisi kosong.
Baterai li-ion yang terdapat dalam perangkat elektronik harus didaur ulang di pusat pendaur ulang baterai bersertifikat, bukan dibuang ke tempat sampah atau ke tempat daur ulang sampah.